0

Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat, ''Kapankah sedekah yang paling utama itu?'' Beliau menjawab, ''Engkau bersedekah pada waktu muda sehat, berkeinginan untuk kaya, dan takut miskin.''

Ada semacam kecenderungan di kalangan sebagian masyarakat untuk menangguhkan kegiatan perjuangan hanya menjelang masa pensiun dari berbagai macam aktivitas atau menjelang usia lanjut. Seolah-olah keberagamaan itu teraktualisasikan pada saat energi untuk menguasai kehidupan telah hampir terkuras habis. Keterlibatan dalam perjuangan mensyiarkan Islam hanyalah diletakkan pada usia dan tenaga sisa.

Banyak contoh dalam realitas kehidupan, seseorang ketika memiliki jabatan, harta, maupun kedudukan, sangat jauh dari nilai-nilai agama. Bahkan, cenderung menentang kegiatan-kegiatan keagamaan. Namun, ketika usia menjelang senja, orang tersebut mulai kelihatan aktif terlibat dalam kegiatan keislaman. Tentu saja hal ini tidaklah salah, apalagi jika dibandingkan dengan sama sekali tidak sadar.

Akan tetapi, jika memperhatikan hadis di atas, ibadah dan berjuang yang paling utama itu justru dilakukan pada saat usia muda yang enerjik dan penuh vitalitas, ketika keinginan untuk mendapatkan yang terbaik dan terbanyak begitu mendominasi. Sedekah, sebagai contoh, dikeluarkan pada saat memiliki angan-angan dan cita-cita menjadi orang kaya, serta takut miskin, sehingga segala sesuatunya diperhitungkan dengan teliti. Demikian pula dengan tobat, yang terbaik adalah dilakukan oleh anak muda yang relatif sedikit dosa dan kesalahannya, atau jika melakukan kesalahan dianggap wajar oleh masyarakat.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Dailami dari Umar, Rasulullah SAW bersabda, ''Tobat itu sangat baik, akan tetapi jika dilakukan oleh anak muda jauh lebih baik ....'' Karena itu, balasan dari Allah SWT bagi anak muda yang mengisi masa mudanya dengan kegiatan yang bermanfaat sangat luar biasa, yaitu kelak di Padang Makhsyar akan mendapatkan naungan-Nya pada saat tidak ada naungan selain naungan-Nya. 

Anak muda ini akan dipersamakan dengan enam golongan lainnya, seperti pemimpin yang adil, orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid, orang yang saling mencintai karena Allah, orang yang suka bangun malam lalu berzikir kepada Allah mengingat segala dosanya hingga mengalir air matanya, orang yang suka berinfak yang disembunyikan sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kirinya, dan laki-laki yang menolak diajak perbuatan zina oleh wanita cantik dan memiliki kedudukan. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim.

Jika masa muda diisi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat serta penuh dengan nilai-nilai perjuangan, mudah-mudahan sepanjang hayatnya akan menjadi orang yang istiqamah dalam kebaikan. Dan itulah makna kehidupan yang sesungguhnya bagi orang yang beriman. Wallahu a'lam bis-shawab. (KH Didin Hafidhuddin) 

sumber : republika 

Posting Komentar

 
Top