Propolis menjadi bagian dari kehidupan manusia tidak lain karena manfaat khasiat propolis untuk pengobatan, sayangnya seperti halnya obat herbal lainnya, propolis masih menjadi rekomendasi pengobatan alternatif, hal ini disebabkan karena :
- Obat Tradisional (Obat Alami), diambil langsung dari alam yang sangat tergantung pada lingkungan tempat berasal,hal ini akan menyebabkan komposisinya berbeda-beda dan efektivitasnya berubah.
- Obat Tradisional mengandung campuran biokimia kompleksyang bekerja secara sinergis, akibatnya bila zat aktifnya di ekstrak, efeknya bisa berkurang atau menghilang hingga sulit diketahui zat aktif mana yang dapat dibuat penelitian.
- Karena kayanya zat aktif dalam suatu obat alami, obat-obatan tradisional juga mampu mengobati berbagai jenis penyakit yang mekanismenya sulit dijelaskan oleh kedokteran modern.
Berbagai alasan inilah yang membuat obat tradisional hanya digunakan sebagai pengobatan alternatif dan belum menjadi terapi utama suatu penyakit. Negara-negara seperti Rusia dan Cina masih setia menggunakan propolis dan produk alami lain untuk pengobatan.
Penelitian farmakologi propolis mencakup efek propolis sebagai antinyeri (anestetik), anti-alergi, antibiotik, antijamur, antiperadangan, antiradiasi, antioksidan dan pengawet, antiseptik, antikanker dan imunostimulator (menstimulasi daya tahan tubuh).
Efek anestetik propolis sangat ampuh dan bisa dipergunakan pada semua area tubuh seperti mata, telinga dan mulut. Efek antinyeri ini disumbang oleh zat flavonoid seperti pinocembrin, pinostrobin dan ester asam kafeat. Pinocembrin dan ester asam kafeat telah terbukti memiliki efek anestetik sepersepuluh kali dari lidokalin sejenis obat bius lokal.
MANFAAT PROPOLIS DI BIDANG KESEHATAN DAN KEDOKTERAN | ||
NO
|
MAANFAAT
|
DEFINISI
|
1
|
Antibodi
|
Zat penunjang kekebalan atau daya tahan tubuh berupa imunoglobulin dengan urutan asam amino spesifik, hanya bereaksi dengan antigen yang merangsang pembentukannya atau antigen yang mirip
|
2
|
Antioksidan
|
Zat antioksidan yang sintetik atau alami yang ditambahkan pada makanan, karet, cat atau minyak nabati untuk mencegah terjadinya oksidasi oleh oksigen
|
3
|
Antispasme
|
Pencegah kejang otot
|
4
|
Antikoagulan
|
Pencegah pembekuan darah
|
5
|
Antibakteri
|
Sifat membunuh bakteri
|
6
|
Antiklavus
|
Penghambat penebalan kulit akibat kutil (mata ikan)
|
7
|
Antifungal
|
Anti jamur
|
8
|
Antiinflamasi
|
Pencegah radang seperti panas, bengkak, merah, nyeri dan gangguan fungsi akibat reaksi tubuh terhadap jasad renik, zat asing atau trauma
|
9
|
Antikanker
|
Antikanker
|
10
|
Analgetik
|
Pereda rasa nyeri
|
11
|
Antihepatotoksik
|
Komponen asam quinat dikafeoil, suatu campuran larut air diduga memiliki efek melindungi hati
|
12
|
Antivirus
|
Pencegah perkembangan virus
|
13
|
Antiseptik
|
Pencegah pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme
|
14
|
Antidiabetik
|
Zat yang bersifat menurunkan kadar gula darah
|
15
|
Antitumor
|
Pencegah tumbuh kembang tumor
|
16
|
Antialergi
|
Memeiliki efek anti alergi dan anti alergi non spesifik karena aktifitas histaminopeksia oleh komponen quercetine
|
17
|
Emolien
|
Pelembut, dapat melembutkan kulit atau selaput lendir
|
18
|
Anestesia
|
Penghilang modalitas rasa suatu daerah dalam tubuh, terutama nyeri dan kesadaran
|
19
|
Anti Infeksi, disinfektan
|
Penghambat masuk dan berkembangnya mikroorganisme patogen kedalam tubuh yang mengakibatkan radang
|
20
|
Imunomodulator
|
Zat yang mampu memodifikasi atau memengaruhi fungsi sistem imunitas tubuh. Peran imunomodulator terbagi dua yaitu sebagai imunosupresan atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan dan sebagai imunostimulan yaitu menstimulasi sistem daya tahan tubuh
|
Sejumlah khasiat yang ditampilkan pada tabel diatas merupakan hasil laporan yang sudah dibuktikan melalui beberapa penelitian dan studi kasus sebagai berikut :
- Pada tahun 1958, pada kongres perlebahan Internasional, Feuereisl dan kawan-kawan dari Rusia melaporkan efektifitas propolis terhadap kuman tuberkolosis. Pada permulaan abad ke-20 tuberkolosis memang menjadi salah satu masalah utama di Negara tersebut
- Pada tahun 1960, peneliti dari Perancis mendemontrasikan efek bakteriostatik propolis terhadap Bacillus subtillis, Proteus vulgaris, dan Bacillus alvei, namun efeknya kurang bermakna pada Salmonella dan E. Colli. Empat tahun kemudian Flavonoid berbentuk Galangin dan Pinocembrin telah dibuktikan memiliki antibakterial yang terkuat.
- Tahun 1973, dilakukan uji efektivitas antibiotik propolis melawan Stafilokokus dan E. Coli, hasilnya cukup menakjubkan, ternyata propolis dapat meningkatkan efek bakteriostatik sebanyak 10-100 kali lebih baik. Sebenarnya pembuktian tentang peran antibiotika propolis sudah dimulai di Rusia sebelum tahun 1973
- Agaard, seorang dokter yang dihormati di Eropa telah menggunakan propolis pada 50.000 orang di seluruh Skandinavia, termasuk pasien-pasien pribadinya. Agaard menyimpulkan, propolis mempunyai efek antibiotika yang disertai efek meregulasi hormon dan menstimulasi daya tahan tubuh. Menurutnya, propolis dapat digunakan oleh orang sehat atau sakit dan untuk mencegah atau mengobati penyakit.
- Pada tes kultur resistensi, dibuktikan bahwa ekstrak propolis secara signifikan mampu mencegah pertumbuhan bakteri Klebsiella penumoniae, E. Coli, Staphilococcus, Clostridium, Corynebacterium diptheriae dan Streptokokus. Penggunaan propolis sebagai salep antibiotik untuk sehari-hari dapat menghindari penggunaan antibiotik secara berlebihan..sumber : http://www.meliapropolis.org/khasiat-propolis/
Posting Komentar