0

Di awal cerita di sebuah daerah Jawa Barat ujung barat tepatnya, hadirlah sebuah keluarga yang terdiri seorang ayah, ibu dan dua orang anak laki-laki yang masih berumur 8 tahun dan 5 tahun mereka melakukan aktifitas seperti biasa seperti keluarga pada umumnya. Kita sebut aja anak pertama dengan panggilan Fachry dan adiknya Hamzah mereka terlahir dari pasangan suami istri yang cukup sederhana dimana sang ayah bekerja sebagai kepala seksi pengawasan hulu pengairan dan sang ibu sebagai PNS.

Aktifitas mereka tak ada yang sangat teristimewa setiap harinya. Namun sang Ayah selalu melakukan kegiatan yang diluar kelajiman para suami sekarang yaitu setiap pagi di hari-hari biasa selalu menyiapkan sarapan pagi dan menyiapkan perlengkapan anak –anak nya sekolah sang istri tidak diperkenankan membantunya karena sang suami sangat menyayangi sang istri dan sang istripun selalu beliau bangunkan tuk sholat tahajjud bersama, namun aktifitas di pagi hari sang ayah lah yang banyak melakukannya karena dia berkata anak dan istri adalah tanggung jawab beliau tuk disenangkan dan dibahagiakan lahir bathinnya dan dia pernah berkata kepada sang istri kalo dia tak bisa memberikan warisan berupa harta tapi akan memberikan warisan ilmu baik yang kelak anak2 nya capai atau pun cara dia mendidik anak2 nya selama dia hidup, itu warisan yang sebenar2 nya abadi. Begitupun di bulan Ramadhan sang ayah lah yang byk mempersiapkan buat keperluan sahur, sang istri hanya membantunya ala kadarnya.Ia Tahu kalo istrinya perlu istrihat lebih banyak di bandingkan dia karena selama dia kerja istrinyalah yang menjaga dan mendidik anaknya, makanya sang suami ga mau membebani istrinya selama dia bisa karena dalam sebuah keluarga harus terjadi sinergi antara saling melengkapi satu sama lainnya tanpa ada ego dan malu.

Di suatu hari di bulan Suci Ramadhan, di keheningan malam 1 minggu sebelum lebaran, sang Ayah selalu berkata pada sang istri bahwa dia merasa selalu ada yang mengikuti setiap pergi kemanapun tapi hal itu tak pernah dianggap oleh sang istri malah kaya angin lalu. Singkat kata 2 hari sebelum lebaran sang ayah mengajak anak pertamanya Fachry sehabis sholat shubuh untuk ke ruang tamu sambil dibelainya dengan lembut dan Fachry pun merasakan ada yang ga biasa pada ayahnya ini, kemudian sang ayah berkata “ kakak jagain ibu dan adikmu baik-baik ya kalo ayah ga ada lagi “ kemudian Fachry bertanya dengan polosnya “ memangnya ayah mau pergi kemana?“ sambil melihat wajah ayahnya dan sang ayah pun tersenyum seraya berkata “ ayah ga pergi kemana-mana selalu ada dihati kalian ko!! ” sambil menujuk ke dada Fachry dan mengelus – ngelus kepala anak tertuanya itu. Fachry hanya tersenyum karena belum mengerti maksud dari kata-kata sang ayah.

Pagi itu sekitar jam 07.15 menit sang ayah pamit ke Fachry, Hamzah dan istrinya kalo dia ada tugas mesti cek saluran irigasi sekalian memberikan bingkisan buat anak buahnya dari kantor menjelang lebaran nanti siang baru pulangnya, bergegaslah sang ayah berangkat dengan motor dinas yang biasanya dia menggunakan motor pribadinya namun hari itu sang ayah pingin mengendarai motor dinasnya, tak lama kemudian sang ibupun sama pamit mau belanja ke pasar belanja keperluan untuk masak persiapan buka nanti sore dan anak2 pun seperti biasa di tinggal di rumah.

Masih di 2 hari sebelum lebaran tepatnya jam 2 siang Fachry, Hamzah dan ibunya lagi bersantai di depan rumahnya bersama tetangga komplek datanglah seorang pegawai yang satu kantor ma sang ayah sambil tergesa-gesa mau menyampaikan kabar kepada ibuku,kemudian dia berkata bahwa sang suami mengalami kecelakaan barusan sepulang kerja dan sekarang sudah dibawa ke rumah sakit Advent Bandung, sang istri menanggapinya biasa dan dalam benaknya paling suaminya kecelakaan biasa aja,makanya sang istri santai sambil memanggil Fachry dan Hamzah tuk mengganti baju dan sesegara mungkin untuk melihat sang suami ayah dari anak2 nya ke rumah sakit, setelah beberpa jam lama perjalananan menuju rumah sakit yang dituju, sang istri kaget bukan main ternyata keluarga besar sang suami sudah berkumpul di rumah sakit dan seketika itu pula sang istri lemas terkulai kalo dalam pikirannya sang suami pasti dalam keadaan parah lukanya dan benar aja sang kaka iparpun mendekat dan berkata bahwa “ tenangkan hatimu ya,,,suami mu dalam keadaan koma ada penggumpalan darah dikepalanya, sekarang lagi ditangani dokter bedah” sang istri hanya bisa berucap “ Ya Allah, berikan suamiku kekuatan dan berikan hamba ketegaran tuk menerima musibah ini” sang ibu hanya bisa memandang dan meluk Fachry dan Hamzah erat2 sambil menangis. Fachry yang sudah cukup besar merasakan kalo ayahnya dalam keadaan parah namun Fachry menahan rasa sedihnya dan tangisnya dan baru menyadari kalo tadi pagi sang ayah berkata “ kakak jagain ibu dan adikmu baik-baik ya kalo ayah ga ada lagi “ adalah pesan terakhirnya dan Hamzah sang adik hanya menagis tanpa tahu apa yang dia tangisi maklum masih kecil.

Singkat kata sepeninggalnya sang ayah dipangkuan ibunya dimana Fachry dan Hamzah hanya bisa melihat sang ayah tertidur selama-lamanya,Fachry hanya bisa terdiam dan merasakan kesedihan yang terdalam dalam hidupnya,makanya setiap datangnya bulan ramadhan selalu merasakan kesedihan yang terulang dimana kenangan dan pesan terakhir nya sang ayah selalu dia kenang “ kakak jagain ibu dan adikmu baik-baik ya kalo ayah ga ada lagi “. Namun dia buktikan bahwa cita-citanya sang ayah akan segera dia wujudkan dan berusaha tuk yang terbaik untuk keluarganya.

Fachry sampai saat ini selalu menjaga amanah Alm ayahnya, dan dia selalu berdoa buat kedua orang tuanya. 

Ungkapan Fachri di setiap bulan Ramadhan hadir : “Makasih Ayah tercinta,,nama mu selalu ada dalam hati kami sampe anak-anakmu kembali kumpul di surga nanti atas seijin Allah” 


Semoga kisah ini bisa di ambil hikmahnya 
yang mau share silahkan ...

sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=604389319606568&set=a.263327493712754.71362.100001065152973&type=1&theater

Posting Komentar

 
Top