�Di usia 11 tahun, aku menjadi Muslim. Itu bukan pilihan yang mudah saat itu karena aku takut bagaimana reaksi keluargaku,� ujar Jeewan Chanicka mengisahkan perjalanannya menemukan hidayah.
Meski mendapat hidayah di usia sangat muda, Jeewan senantiasa istiqamah dengan iman Islamnya. Bahkan, di masa dewasanya kini, ia baktikan hidupnya untuk agama Islam. Ia menjadi guru agama, penyanyi nasyid, dan penulis artikel Islam.
Sejak usia 10 tahun, Jeewan dirundung banyak pertanyaan yang sulit terjawab, pertanyaan yang tak lumrah dipikirkan anak seusianya. Pertanyaan itu adalah, �Mengapa aku ada di sini, di bumi? Apa tujuan aku hidup?� Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengganggu batinnya setiap hari.
Pikiran yang aneh bagi anak usia 10 tahun ini membuat Jeewan frustrasi. Satu hal yang menjadi pemicu rasa ingin tahunya. Pemantik munculnya segala pertanyaannya adalah ucapan sang kakek. �Kata-kata kakek sering terngiang di telingaku bahwa 'Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk mengisi ruang di bumi,�� tutur Jeewan.
Jeewan kecil pun berinisiatif untuk mencari jawaban segala pertanyaan itu sendirian. Ia mulai bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Alih-alih mendapat jawaban, ia makin frustrasi. Pertanyaan yang berputar-putar di benaknya justru semakin banyak. �Mengapa orang-orang yakin atas apa yang mereka lakukan? Apa yang mendasari mereka melakukannya?�
Pertanyaan-pertanyaan �aneh� itu membuat Jeewan kerap dicemooh orang-orang di sekitarnya. Bahkan, mungkin ada di antara mereka yang menganggap Jeewan stres atau gila. Sikap mereka membuat Jeewan marah dan makin frustrasi. �Aku tak pernah benar-benar marah. Hanya saja, aku sangat frustrasi.�
sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/13/04/30/mm242u-pesona-kisah-rasulullah-mengantarkan-jeewan-chanicka-jadi-muslim
Posting Komentar